Minggu, 18 Desember 2011

Solusi dalam menghadapi Bencana Alam Tsunami


Peran Serta Masyarakat dan Pemerintah

Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam. Mulai dari persiapan peralatan untuk mendeteksi terjadinya bencana seperti misalnya pada bencana tsunami dan gunung meletus, pembuatan jenis bangunan yang tahan terhadap bencana gempa, pengelolaan tata kota dan kesadaran warga masyarakat untuk menanggulangi bencana banjir ataupun pemeliharaan daerah hulu sungai dan pegunungan serta hutan untuk mencegah terjadinya tanah longsor.
Untuk masalah yang berkaitan dengan keadaan lingkungan, tentu hal ini juga membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan yang dapat dimulai dari lingkungan disekitar tempat tinggalnya.

  Persiapan yang harus dilakukan

Seringkali karena bencana alam datang secara tiba-tiba, kita menjadi panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, yang terpikirkan adalah untuk segera lari menyelamatkan diri. Masalah yang lain-lain seperti rumah dan harta benda tidak akan terpikirkan sama sekali. Walaupun demikian tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana, dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang ada didalam rumah. Hal ini dimaksudkan apabila bencana sudah selesai, maka para korban bencana pun masih harus tetap melanjutkan hidup dan dokumen tersebut dapat digunakan untuk bekal melanjutkan hidup.
Sebaiknya satukan dokumen-dokumen penting yang ada didalam 1 tas yang mudah untuk dibawa keluar saat akan menyelamatkan diri. Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa :
  • Ijasah pendidikan.
  • Surat kepemilikan tanah, rumah, kendaraan dll.
  • Akte lahir dan kartu keluarga.
  • Polis Asuransi beserta nomor agen yang dapat dihubungi.
  • Surat wasiat.
  • Nomor telepon anggota keluarga.

Bencana Tsunami
Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan(run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian air tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah 36 meter yangterjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.
Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut. Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya, akan tetapi kita bisa menerima peringatan akan terjadinya tsunami.
Langkah yang harus ditempuh oleh kelompok masyarakat dalam mengurangi jumlah kerugian akibat bencana adalah :
1) Melakukan pemetaan daerah rawan genangan tertinggi jika ada tsunami
2) Membuat jalur evakuasi.
3) Menentukan dan memberi informasi tempat penampungan sementara yang cukup aman.
4) Berkoordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), kepolisian, pemerintah daerah, dan rumah sakit.
5) Melakukan pertemuan rutin dan melakukan latihan secara regular.

Beberapa petunjuk yang diberikan alam antara lain berikut ini.
1) Adanya suara gemuruh di laut, hal ini akibat adanya pergeseran lapisan tanah.
2) Laut tiba-tiba menyurut sampai agak jauh ke tengah.
3) Karena surutnya laut maka akan tercium bau khas laut seperti bau amis.
4) Burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi menuju daratan.
Jika Terjadi Gempa :
  1. Pertama, tetap tenang dan jangan panik. Berlindunglah di tempat yang bisa melindungi anda dari benda-benda jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja. Untuk melindungi kepala anda dari benda-benda yang jatuh, tutupilah kepala dengan bantal, helm, dll. Jika merasakan getaran, segeralah membuka pintu untuk menjaga agar anda bisa keluar dari rumah untuk mengungsi ke tempat pengungsian, setelah gempa berhenti. Kadang-kadang gempa menyebabkan kerusakan pada pintu, sehingga anda terkurung di dalam rumah. Yang penting harus diperhatikan, jika gempa terjadi, jangan tergesa-gesa untuk keluar rumah, karena dikhawatirkan jika anda keluar rumah akan terkena jatuhan bangunan, tembak dan pecahan kaca. . Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala. Beberapa bulan lalu saya membaca berita bahwa ketika terjadi gempa di Jakarta, banyak orang-orang yang panik dan saling berebut untuk naik lift. Perlu diperhatikan bahwa jika terjadi gempa ada kemungkinan akan terjadi kerusakan pada lift, dan bisa-bisa anda terjebak di dalam lift jika menggunakannya. Gunakanlah tangga biasa untuk turun dari gedung. Janganlah panik dan terburu-buru, karena jika sekian banyak orang panik dan terburu-buru bisa terjadi kecelakaan di tengah kerumunan (misalnya, jatuh dari tangga).
  2. Kedua, cegah kebakaran dengan tenang. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah. Kebakaran sangat rawan terjadi menyusul gempa bumi.
  3. Ketiga, jangan melewati jalan-jalan sempit dan tebing. Jika melewati jalan sempit, dikhawatirkan bisa tertimpa reruntuhan, sedangkan jika melewati tebing dikhawatirkan akan terjadi longsor.
  4. Keempat, perhatikan teknik mengungsi. Mengungsilah dengan berjalan kaki. Jika anda mengungsi dengan menggunakan mobil, dikhawatirkan akan terjadi kemacetan karena orang-orang sedang dalam kepanikan, dan juga karena rusaknya lampu pengatur lalu lintas. Pakailah pakaian yang tidak menyulitkan untuk bergerak (memakai celana panjang misalnya) dan bawalah barang-barang seperlunya ketika anda akan mengungsi. Jika gempa yang anda rasakan kuat, atau kecil tapi berlangsung dalam waktu lama, bersegeralah mengungsi ke tempat tinggi, karena ditakutkan akan terjadi tsunami.
  5. Kelima, dapatkan informasi yang tepat melalui televisi, radio, informasi dari petugas pemadam kebakaran, polisi. Jangan percaya dengan isu-isu yang tidak benar. Mudah-mudahan pemerintah Indonesia bisa terus melakukan langkah perbaikan agar bisa memberikan informasi yang tepat dan akurat ketika akan terjadi gempa dan tsunami.
  6. Keenam, bekerjasamalah dalam melakukan penyelamatan korban dan pengobatan. Tim penyelamatan kadang sulit untuk mencapai tempat kejadian ketika terjadi bencana. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk melakukan langkah aktif dan saling bekerjasama.
  7. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan. Setelah itu mengungsilah ke tempat yang aman dengan berjalan kaki, atau mengikuti petunjuk polisi atau pengatur lalu lintas.
Jika terjadi Bencana Gempa Bumi Berpotensi Tsunami.
Gempa bumi dan tsunami bisa terjadi dimanapun dan kapanpun. Waktu terjadinya gempa bumi tidak dapat diperkirakan. Tidak semua gempa dapt menimbulkan tsunami. Tsunami tejadinya karena adanya gempa di dasar laut. Tanda-tanda gempa bumi yang dapat menimbulkan tsunami:
  • Gempa bumi berlangsung lebih dari satu menit.
  • Manusia tidak dapat berdiri tegak atau berjalan saat guncangan terjadi.
  • Gempa bumi telah menyebabkan struktur bangunan seperti tiang pondasi, dan lantai rusak.
JIKA TERDAPAT TANDA-TANDA PELUANG TERJADINYA TSUNAMI, SEGERA BUNYIKAN KENTONGAN BERKALI-KALI SECARA TERUS MENERUS, DAN LAKUKAN EVAKUASI KE LOKASI BERIKUT :
Bangunan bertingkat yang memenuhi syarat :
·         Lebih dari 2 lantai
·         Berada pada jarak lebih dari 500m dari garis pantai
·         Tidak ada kerusakan pada struktur (tiang, balok, lantai) stelah gempa terjadi.
Daerah ketinggian yang memenuhi syarat :
·         Berada lebih dari 10m dari permukaan laut
·         Dapat dicapai dalam waktu kurang 30 menit dengan berjalan kaki.
Persiapan Menghadapi Keadaan Darurat
  1. Ikutilah latihan dalam menghadapi keadaan darurat. Di Indonesia hal ini mungkin belum banyak dilaksanakan. Tapi, untuk kedepannya hal ini perlu dirintis agar jika keadaan darurat terjadi, masyarakat mengetahui langkah yang tepat untuk dilakukan. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat juga hal penting untuk dilakukan. Jika pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari tsunami.
  2. Mengadakan rapat keluarga tentang langkah-langkah menghadapi keadaan darurat. Misalnya, pembagian tugas barang-barang yang harus di bawa, dan siapa-siapa yang bertugas mengungsikan lansia dan anak-anak. Hal ini untuk mencegah agar tidak ada anggota keluarga yang tertinggal.
  3. mengecek dan menguatkan pondasi, tiang-tiang dan atap rumah.
  4. Mengecek dan menguatkan dinding-dinding pagar.
  5. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film.
  6. Memiliki alat pemadam kebakaran atau penggantinya (misalnya karung yang nantinya dibasahi) di rumah.
  7. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
  • Lampu senter berikut baterai cadangannya
  • Air minum, bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
  • Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya
  • Makanan yang tahan lama seperti biskuit
  • Sejumlah uang tunai
  • Buku tabungan
  • Korek api, lighter
  • Lilin
  • Helm
  • Pakaian dalam
  • Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat

Sumber :          www.unesco.org
                        www.bnpb.go.id
                        www.basarnas.go.id

“Jourdan.Y.W (51410140) Angga.P (51410139) Jonif.L.P (51410137) Herdi.I (51410135) Febrianto.S.W (51410128)”

4 komentar:

  1. Nama : "Kelompok Krakatau Awareness" Yessyca Sugianto - PTK C
    Website : krakatauawareness.blogspot.com
    email : krakatauas@gmail.com
    Komentar :
    1. Infografik kalian singkat dan jelas, namun dalam infografik kalian kurang detail dalam teknologi komunikasinya yang dipakai untuk menyampaikan informasi mengenai bencananya. jadi kami menyarankan apa yang kalian jelaskan di penjelasan infografik tersebut le4bih baik di ringkas dan ditampilkan ikon-ikonnya dalam infografik :)

    2. mengapa kalian memilih bencana banjir ? apa signifikansinya dalam pemakaian teknologi komunkasi /

    BalasHapus
  2. nama : "Kelompok disaster managment"-Joyzemirah 51410110-PTK A
    website : earthquakedisatermanagementukpetra.blogspot.com
    email: joyzemirah@gmail.com
    komentar :
    1. secara garis besar infographicnya menarik, tapi kurang jelas
    2. lalu kenapa dalam solusi yang anda buat, anda memasukan rapat keluarga? bukankah itu dirasa kurang efektif apabila sudah terjadi gempa, otomatis suasana tidak kondusif untuk membuat kita ingat akan tugas2 yg hru kita lakukan..

    BalasHapus
  3. Thanks infonya :)
    Jadi bisa "Sedia Payung Sebelum Hujan" nih

    BalasHapus